Seru-seruan jelajahi Malang dengan berjalan kaki
Malang dikenal bukan hanya karena
keindahan alam dan kesejukan udaranya, tetapi juga karena kekayaan
kulinernya yang turun-temurun. Beberapa tempat makan di kota ini yang masih
bertahan puluhan tahun, tetap ramai pengunjung, dan menjadi saksi sejarah
perjalanan kuliner Malang.
Bagi kamu yang suka berburu makanan
otentik dengan cita rasa klasik, ada tiga kuliner legendaris yang wajib
banget masuk ke daftar kunjunganmu. Dari sate empuk yang sudah ada sejak
zaman kolonial, es krim jadul dengan nuansa tempo dulu, hingga jajanan malam
yang selalu ramai antrean, semuanya punya cerita dan keistimewaan
tersendiri. Yuk, kita bahas satu per satu!
![]() |
Source : bolu singosari malang |
Kalau mendengar nama Sate Gebug, mungkin terlintas pertanyaan: apa sih arti “gebug”? Ternyata, nama ini berasal dari proses unik dalam mengolah daging sapi. Sebelum dibakar, dagingnya dipukul-pukul alias “digebug” agar teksturnya empuk. Warung ini sudah eksis sejak tahun 1920 dan masih mempertahankan resep serta teknik pengolahannya sampai sekarang.
Satu porsi sate sapi dihidangkan dengan bumbu sederhana namun kaya rasa. Teksturnya lembut, bumbunya meresap, dan disajikan bersama nasi hangat yang menambah kenikmatan. Harga per tusuknya berkisar mulai Rp25 ribu, cukup sepadan dengan kualitas rasa yang ditawarkan.
Lokasinya ada di Jl. Jend. Basuki
Rahmat No. 113A, Malang, sangat mudah dijangkau dari pusat kota. Warung
ini buka setiap hari pukul 08.00–16.30 WIB, kecuali hari Jumat libur.
Source : riatumimomor.com |
Bagi pencinta kuliner jadul, Toko Oen adalah destinasi yang tidak boleh dilewatkan. Berdiri sejak 1930, tempat ini bukan sekadar restoran, melainkan juga saksi bisu perjalanan sejarah Malang. Bangunannya bergaya art deco khas zaman kolonial, lengkap dengan kursi rotan, kaca patri, dan nuansa klasik yang membawa pengunjung serasa melangkah ke masa lampau.
Menu andalan di sini tentu saja es krim homemade yang dibuat dari resep lama. Teksturnya lembut, rasanya pas di lidah karena tidak terlalu manis, dan sangat cocok dinikmati di siang hari. Selain es krim, Toko Oen juga menyajikan berbagai makanan khas Belanda, mulai dari bistik lidah, kroket, hingga sup ayam. Tak ketinggalan, ada pula pilihan hidangan Nusantara bagi yang ingin cita rasa lokal.
Mengunjungi Toko Oen bukan hanya soal menikmati makanan, tetapi juga menyelami atmosfer tempo dulu yang jarang ditemukan di tempat lain. Lokasinya ada di Jl. Jend. Basuki Rahmat No. 5, Kauman, Malang, buka setiap hari pukul 08.00–21.00 WIB.
![]() |
Source : validnews.id |
Kalau suka camilan tradisional, Puthu Lanang adalah pilihan tepat. Sejak 1935, tempat ini terkenal dengan puthu kukusnya yang harum, disajikan bersama parutan kelapa dan gula merah cair. Meski sederhana, rasanya selalu bikin kangen. Uniknya, Puthu Lanang hanya buka di malam hari.
Tak heran kalau antrean panjang
sudah terlihat sejak sore menjelang buka. Harganya sangat ramah di kantong, sekitar Rp10 ribu untuk delapan potong puthu. Selain puthu,
tersedia juga jajanan tradisional lain seperti klepon dan lupis yang tak kalah
enak. Lokasinya berada di Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 73, Klojen,
Malang.
Itulah tiga kuliner legendaris di Malang yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu dan tetap bertahan sampai sekarang. Masing-masing punya ciri khas: Warung Sate Gebug dengan daging sapinya yang empuk, Toko Oen dengan nuansa tempo dulunya, dan Puthu Lanang dengan jajanan tradisionalnya yang selalu ramai diburu.
Jadi, kalau kamu sedang
berkunjung ke Malang, jangan hanya mampir ke tempat wisata alamnya saja.
Luangkan waktu untuk mencicipi kuliner ikonik ini, karena dari setiap
gigitan, kamu juga sedang merasakan sedikit potongan sejarah kota Malang.
Ditulis oleh : Devi Andini Febrianti
Jln. Cokroaminoto II/74, Malang, Jawa Timur
Email: jelajahmalangaja@gmail.com
WhatsApp/Telpon: 0823 3528 8384
Tidak ada komentar: