Seru-seruan jelajahi Malang dengan berjalan kaki
Bangunan yang saat ini masih berdiri kokoh yang menyimpan lebih dari dua abad sejarah di balik temboknya yang megah, Kelenteng Eng An Kiong adalah sebuah bangunan sekaligus tempat beribadah bersejarah di Kota Malang.
Terletak
di jantung Kota Malang, tepat nya di Jl. Laksamana Martadinata No.1, Kotalama,
Kec. Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur. Tempat ini bukan sekedar tempat
beribadah biasa, melainkan saksi bisu perjalanan panjang Komunitas Tionghoa di
Jawa Timur serta merupakan salah satu cagar budaya tertua di kota bunga
ini.
Kelenteng Eng An Kiong memiliki nama yang penuh makna dan mencerminkan
tujuannya sebagai tempat ibadah serta pusat komunitas. Secara harfiah, Eng (永) yang berarti keabadian atau selamanya, An (安) keselamatan, kedamaian, atau ketentraman, dan Kiong (宮) yang berarti istana atau kuil. Sehingga secara keseluruhan, Eng An
Kiong bermakna "Istana Keselamatan yang Abadi" atau
"Kuil Kedamaian yang Kekal" yang mencerminkan fungsi utamanya sebagai
tempat dimana umat mencari keselamatan, kedamaian, dan perlindungan spiritual
yang abadi dari para dewa.
Kelenteng ini didirikan pada tahun 1825 oleh Letnan Kwee Sam Hway, seorang keturunan militer Tionghoa. Pembangunan awalnya hanya berupa bangunan utama dan altar Dewa Bumi yang selesai dibangun pada tahun 1825. Pemilihan Dewa Bumi sebagai dewa utama mencerminkan profesi sebagian besar masyarakat Tionghoa di Malang pada masa itu yang bekerja sebagai petani dan tukang kayu. Patung Dewa Bumi yang terbuat dari kayu jati berlapis emas bahkan diangkut langsung dari Tiongkok dan masih berada di klenteng hingga saat ini.
Setelah Letnan Kwee Sam Hway wafat pada tahun 1865, kepengurusan
klenteng dilanjutkan oleh putranya, Kwee Sioe Go. Pada periode ini, terjadi
pengembangan bangunan pertama kali antara tahun 1895-1905, yang dipimpin oleh
Letnan Han Sioe An. Pengembangan ini menambah ruangan-ruangan baru dan kemudian
dilanjutkan oleh Letnan Kwee Ping Kiem (1904-1914) dan Letnan Tan Kik Djoen.
Klenteng ini terus mengalami renovasi untuk menjaga keaslian dan
kekokohannya. Beberapa catatan renovasi menunjukkan:
![]() |
| Source : merdeka.com |
Arsitektur klenteng ini kental dengan gaya Tiongkok, didominasi oleh
warna merah dan kuning. Warna merah melambangkan kehidupan, kebahagiaan, dan
keberanian, sedangkan warna kuning melambangkan keagungan. Bangunan ini dihiasi
dengan banyak ukiran dan lukisan yang memiliki makna mendalam, termasuk simbol
naga yang melambangkan keperkasaan. Hingga saat ini, hampir 90% struktur
bangunan dan ornamennya masih terjaga keasliannya. Selain itu, Kelenteng Eng An
Kiong dikenal sebagai kelenteng Tridharma, tempat ibadah untuk tiga ajaran
yaitu Konghucu, Buddha, dan Toisme.
Tak hanya sebagai tempat spiritual atau tempat beribadah, bangunan ini
juga sebagai tempat pelestarian budaya Tionghoa, seperti barongsai, dan budaya
nusantara, seperti kursus tari tradisional. Serta kegiatan sosial kepada
masyarakat sekitar, terlihat dari kegiatan rutinnya di hari Sabtu yakni
menyediakan makan gratis sebagai wujud kepedulian sosial. Klenteng ini
menyimpan banyak prasasti yang mencatat nama-nama ketua pengurus dan para
donatur yang membantu pembiayaan pembangunan dan renovasi, menunjukkan bagaimana
komunitas Tionghoa di Malang bahu-membahu menjaga warisan budaya ini.
Kelenteng Eng An Kiong bukan hanya sekadar tempat ibadah bersejarah,
melainkan juga sebuah mahakarya budaya yang terbuka bagi siapa saja. Dengan
arsitekturnya yang memukau dan cerita-cerita yang tersimpan di balik setiap
sudutnya, tak heran jika kelenteng ini menjadi salah satu objek wisata
bersejarah yang wajib dikunjungi di Kota Malang.
Ayo Jelajahi Malang!
Tertarik untuk melihat langsung kemegahan dan mendengarkan cerita-cerita
menarik dari Kelenteng Eng An Kiong serta bangunan bersejarah lainnya di Kota
Malang?
Yuk, ikuti Walking Tour Jelajah Malang! Rasakan pengalaman
berjalan kaki menelusuri lorong waktu dan menemukan permata sejarah yang
tersembunyi di kota ini. Jangan lupa untuk follow Instagram kami di
@jelajahmalang_ untuk informasi jadwal tur dan konten sejarah menarik lainnya!
Ditulis oleh: Geby I Agusti Tungga Dewi I.P
Jln. Cokroaminoto II/74, Malang, Jawa Timur
Email: jelajahmalangaja@gmail.com
WhatsApp/Telpon: 0823 3528 8384
Tidak ada komentar: